ibnjaldun.com

Nonton Movie: Momok Ketimpangan Gender dalam 'Kim Ji-young Born 1982'

Review film Kim Ji-young Born 1982. Kim Ji-young Born 1982 (Foto: Kim Ji-young Born 1982)

Jakarta, News - Kim Ji-young Born 1982 berpusat pada tokoh Kim Ji Young (Jung Yu Mi), seorang istri sekaligus ibu muda yang memiliki rutinitas sama, mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Ia lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara yang sejak kecil mengalami diskredit sebagai perempuan.

Ia memiliki suami, Jung Dae Hyun (Gong Yoo), pria modern yang digambarkan sayang dengan sang istri namun tak bisa berkutik dari ketiak sang ibu yang masih teguh memegang prinsip-prinsip lama, patriarki.

Patriarki atau ketimpangan gender memang menjadi isu krusial yang masih diperdebatkan hingga kini. Tak hanya di negara berkembang seperti Indonesia, Korea Selatan, yang kini disorot dengan berbagai kemajuannya pun masih harus bergelut dengan isu tersebut.

ADVERTISEMENT


Isu ini pun diangkat lagi oleh sutradara perempuan Korea, Kim Do Young lewat film yang mulai tayang Kamis (20/11) di Indonesia. Film yang merupakan adaptasi novel berjudul sama karangan Cho Nam Joo menjadikan ketimpangan gender sebagai menu utama suguhan untuk penonton.

Menyampaikan Keresahan Secara Gamblang

Bagaimana masyarakat Korea memperlakukan perempuan secara serampangan tergambar jelas dari satu adegan ke adegan lain. Terlihat dari tokoh Ji Young kecil dan kakak perempuannya yang tak terlalu dipedulikan oleh keluarga sang ayah yang lebih memilih sayang terhadap adik lelakinya.

Selanjutnya kita diperlihatkan memori ketika Ji Young remaja mendapat pelecehan seksual di angkutan umum, bukannya mendapat pembelaan, ia justru diceramahi soal berpakaian yang sopan dari sang ayah.

Kim Ji-young Born 1982Kim Ji-young Born 1982/ Foto: Kim Ji-young Born 1982



Lalu Ji Yung sebagai istri dan menantu dituntut mampu mengerjakan seluruh pekerjaan rumah, memasak, membersihkan rumah, hingga mengasuh anak dalam satu waktu oleh sang mertua tanpa diperbolehkan berkarier.

Tak hanya Ji Young, tokoh wanita lain dalam film ini juga digambarkan mau tak mau terjebak dalam ketimpangan gender. Seperti dalam salah satu adegan yang memperlihatkan adanya spy cam di toilet kantor tempat bekas Ji Young bekerja, sindiran untuk ibu bekerja, hingga stigma jelek untuk wanita yang belum menikah. Semua disajikan lugas, vokal dan gamblang lewat dialog para tokoh di dalamnya.

Keresahan yang dihadirkan blak-blakan lewat dialog para tokoh menjadi seolah menjadi sinyal bahwa sangat pentingnya masalah ini hingga tak lagi bisa disajikan hanya melalui simbol dan sindir-sindiran saja.

Tak hanya dialog, ekspresi wajah dan gestur tubuh para aktor pun menggambarkan jelas emosi yang mereka rasakan. Seperti pada wajah tokoh utama, penonton bisa melihat jelas rasa lelah, sedih, kecewa dan gamang yang natural dan dekat dengan realitas.

Depresi Itu Nyata

Tak hanya soal ketimpangan gender, depresi yang tengah menjadi topik hangat di dunia khususnya Korea Selatan juga diselipkan dalam Kim Ji-young Born 1982.

Depresi yang dialami Kim Ji Young tak lain lantaran tuntutan dan tekanan lingkungan yang begitu kejam pada dirinya. Efek depresi berat tersebut juga membuat Ji Young pun kerap meracau.



Meski mendapat dukungan dari keluarga dekat untuk berkonsultasi ke psikiater, Kim Ji Young ternyata masih dihantui stigma kolot bahwa berkonsultasi ke psikiater hanya orang sakit jiwa yang masih dipercaya masyarakat Korea hingga sekarang.

Layak Ditonton Semua Kalangan

Menonton Kim Ji-Young Born 1982 memang bisa menguras emosi. Hal ini tak lain lantaran konflik yang dihadirkan begitu nyata, terang dan hampir dipastikan akan dialami semua perempuan.

Akhir kata, film ini sungguh layak dinikmati tak hanya kaum perempuan. Para lelaki yang terjebak dengan lingkaran patriarki juga tetap bisa menikmati karena film memotret realitas tanpa menggurui.

[Gambas:Video News]

(dia/fik)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat