ibnjaldun.com

POV Dijambret di Barcelona, Lalu Menangkap Sendiri Pecopetnya dengan Tangan Kosong

Tampang copet di Barcelona Foto: Tampang copet di Barcelona / Komario InsertLive

Barcelona, News -

Cerita ini memang harus dari sudut pandang saya yang mengalami kejadian. Karenanya narasi ini akan terasa first person. Tapi sepatutnya memang dibaca baik-baik bagi kalian yang punya rencana mau berlibur ke tanah Eropa yang rawan copet macam Barcelona atau Paris.

---------

Apa hal buruk yang pernah menimpamu saat berlibur? Vakansi seharusnya memang tentang segala hal menyenangkan meski tabungan terkuras, tapi tidak bisa dimungkiri bahwa hal-hal sial di luar prediksi kadang memang terjadi.

ADVERTISEMENT

News sekitaran Juli akhir bertolak ke tanah Matador, Barcelona, Spanyol saat mengawal pemberitaan band Temanggung, Prison of Blues yang diundang Psychobilly Meeting di Santa Susanna, Catalonia atas bantuan Kemendikbud dan Kemenparekraf.

Saat waktu break sehari, kami memutuskan untuk ke tengah kota Barcelona setelah melalui beberapa hari di bagian pesisir perbatasan Catalan-Girona.

Sayangnya, saya menghadapi kejadian dijambret saat baru memasuki gerbong kereta di stasiun Santa Susanna. Dompet saya raib karena kecopetan tangan komplotan bule Romania.

Tiga orang yang sepertinya sudah sejak awal mengincar kami si wajah Asia sangat mulus melancarkan aksinya. Komplotan itu terdiri dari tiga orang, setelah saya amati lagi dari rekaman video teman saya.

Yang secara cepat mengambil dompet saya di tas selempang saya yang saya letakkan di depan dada adalah bule Romania berbadan kurus. Sejak awal dia bawel bertanya apakah kereta yang kami naiki bernama-sama bertujuan ke Barcelona Kota seperti membelah fokus orang-orang yang sedang tenang di kereta.


Jelang pintu gerbong tertutup rapat, dia dan dua orang rekannya turun dan secara cepat mengambil dompet saya di tas selempang tersebut.

Saya langsung sadar, tapi tidak bisa berbuat banyak karena kereta berjalan dan pintu sudah tertutup rapat. Jeda satu stasiun saya mencoba melapor ke petugas keamanan, namun kami disarankan untuk ke kantor polisi sektor terdekat di stasiun Santa Susanna.

"Di sini begitu banyak copet, kami juga tidak mengerti. Mereka kebanyakan adalah kaum pendatang," jelas keamanan stasiun.

Dengan melangkah perlahan kembali ke stasiun Santa Susanna, saya dan tim sembari melihat-lihat tong sampah sembari berharap ada dompet saya yang tergeletak dibuang. Meski tentu tanpa berharap uang kembali.

Gilanya, setelah kurang lebih 60 menit, saya dan teman saya melihat pencopet yang mengeksekusi dompet saya di stasiun awal. Kami melihatnya berjalan di pinggir trotoar jalanan di dekat Santa Susanna yang kami curigai mereka memang sedang mengincar mangsa selanjutnya.

Menangkap Duo Copet di Barcelona

Dari tiga orang itu, saya bergerak lari ke arah pencopet tersebut. Dengan perasaan marah dan menggebu-gebu saya langsung menarik tangan dan kemejanya dengan sampai beberapa kancing pencopet tersebut syok dan mengucapkan kalimat berkelit yang terbata-bata.

Sepertinya ia syok karena tak menyangka saya kembali ke jalan dekat TKP dan saya tangkap serta agak dipermalukan publik di sana.

Teman saya tak kalah cepat, ia juga langsung menyergap salah satu rekannya yang berberewok tebal. Ia bahkan nyaris memukul pencopet itu sebelum kami sama-sama tenang karena pria WNA asal Suriah membantu kami menelepon polisi setempat meski pencopet ketiga yang membawa ransel akhirnya lolos kabur.

Pria Suriah itu membantu kami dari awal keributan terjadi. Dua pencopet ini akhirnya duduk karena kami geruduk. Sembari saya sumpah-serapah, kami menunjukkan video bukti bahwa mereka mengamati kami begitu intens.

Meski bukti tak didapat, dan dompet saya harus saya ikhlaskan tetap hilang, setidaknya polisi yang menggeledah dan mengecek bukti-bukti video yang kami punya bikin mereka tetap dibui beberapa hari.

Polisi mendapatkan pengakuan dari aksi jambret mereka pada akhirnya. Jujur saya merasa 'cukup' dengan saya membuat mereka malu dan diperkarakan.

"Maaf sekali pengalaman pertamamu di Barcelona tidak enak, mereka memang baji**an yang biasa berkeliaran di kota," kata pak polisi yang memproses laporan saya di kantornya.

Masih beruntung tidak ada dokumen yang sulit untuk dibuat ulang di Indonesia. KTP dan NPWP bisa dibuat singkat dengan surat keterangan polisi Barcelona.

Kerugian paling ribet adalah SIM C. Sementara semua STNK kendaraan yang saya punya dan SIM A berada di ID pers saya.

Soal uang tunai, saya hanya kehilangan Rp200an ribu, serta uang pecahan 100 euro yang senilai Rp1,7 juta saat itu. Masih kategori beruntung karena saya belum sempat menukarkan uang euro yang banyak atau mengambil uang asing di ATM.

Tapi tidak enaknya, saya merasa jadi 'powerless' karena dalam hajatan itu, rangkaiannya masih panjang. Saya masih melanjutkan ke tiga negara lagi selain Spanyol. Dan meminjam uang rekan, jalan satu-satunya untuk melanjutkan hidup.

"Punya uang di ATM jadi tidak berguna karena kita nggak bisa urus ATM baru selama kita belum pulang."

Sudah lama reputasi Barcelona jadi kota terburuk dari segi keamanan turis selain Paris dan Milan. Jantung kota Catalan ini ternyata memang serawan itu seperti yang dibagikan banyak orang di media sosial.

(kmb/kmb)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat