dr Tirta Bongkar Sisi Gelap Profesi Dokter Usai Heboh Anggota PPDS Bunuh Diri
dr Tirta Bongkar Sisi Gelap Profesi Dokter Usai Heboh Anggota PPDS Bunuh Diri (Foto: Instagram @dr.tirta)Tragedi bunuh diri Aulia Risma Lestari membuat heboh jagat dunia maya. Aulia yang merupakan dokter muda tewas di kamar kosnya, padahal ia diketahui sedang mengikuti pelatihan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip).
Polisi setempat mengumumkan Aulia ditemukan tak bernyawa setelah ia menyuntikkan sendiri obat pelemas otot. Dugaan bunuh diri yang dilakukan calon dokter spesialis semakin diperkuat dengan catatan buku harian (diary) milik Aulia.
Dia menuliskan keluh kesah terhadap seniornya dan sudah tak sanggup lagi menjalani hari-harinya. Aulia mengakui adanya beban fisik yang begitu besar. Ia berkali-kali menuliskan kata 'sakit' pada buku diary tersebut.
Seolah sepakat atas pengakuan Aulia, dokter Tirta mengungkap hal yang serupa. Tirta baru menyadari bahwa menjadi seorang dokter dapat membuat sengsara.
"Justru saat itu (setelah masuk kuliah kedokteran) aku baru tahu ternyata jadi dokter kalau nggak jadi spesialis itu sengsara. Dan kalaupun jadi spesialis kalau nggak di lahan basah itu juga sengsara," ujar dokter Tirta dikutip dari podcast bersama Feni Rose.
Dokter Tirta mengaku profesi dokter sangat sulit untuk sejahtera dan berkembangnya pun membutuhkan waktu sangat lama. Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu menganalogikan perjuangan seorang dokter layaknya maraton.
"Prosesnya tuh kaya maraton. Kuliahnya lama banget dan proses juga lama," tutur dokter Tirta.
"Setelah lulus dokter umum harus internship. Setelah internship gajinya pas-pasan dan harus berjuang keras lima tahun lagi untuk jadi spesialis. Setelah lima tahun kalau punya networking bagus akan kerja di lahan basah," imbuhnya.
Baca Juga : Kondisi Terkini Tria The Changcuters |
Ia menjelaskan maksud lahan basah adalah bisa bekerja di daerah yang dekat dengan keluarga atau penempatan kerja berada di rumah sakit-rumah sakit yang di Pulau Jawa.
"Tapi kalau ingin tantangan bisa ke daerah tiga yang mana sangat stressfull dan jauh dari keluarga," kata dokter Tirta.
Kesengsaraan seorang dokter semakin parah apabila dia menjadi staf yang mengharuskan untuk mengajar hingga melakukan banyak hal. Dokter juga disebut dituntut untuk mengikuti seminar, meski ada seminar yang gratis tapi rata-rata untuk biaya menjadi peserta cukup mahal.
"Jadi sudah gajinya mepet, harus nabung buat spesialis, harus buat rumah, masih suruh ikut seminar dan setiap lima tahun harus diperpanjang," pungkas dokter Tirta.
(yoa/and)Terkini Lainnya
Dokter Tirta Jadi PDP Usai 2 Pekan Lawan Virus Corona di Jalanan
Minggu, 29 Mar 2020 12:31 WIBDr Tirta: Stop Hujat Ria Ricis!
Kamis, 26 Mar 2020 21:38 WIBDokter Ungkap Alasan Sering Begadang Bikin Cepat Mati
Senin, 29 Jul 2024 11:47 WIBIni Lo Waktu yang Tepat Pakai Body Lotion Menurut Dokter
Rabu, 17 Jul 2024 20:30 WIBdr Tirta Bongkar Penyebab Perokok Zaman Dulu Lebih Panjang Umur Ketimbang Sekarang
Selasa, 04 Jun 2024 18:45 WIB