ibnjaldun.com

Penjelasan soal puasa Arafah saat ada umat Muslim yang merayakan Idul Adha duluan.

Hotel dekat Kabah Bolehkah Puasa Arafah Saat Sudah Ada yang Merayakan Idul Adha? Ini Kata Ulama/Foto: (Wahyu/detikTravel)

Jakarta, News -

Umat Muslim menjalankan puasa Arafah pada 9 Zulhijah sebelum merayakan Idul Adha.

Namun di Indonesia, penatapan Idul Adha mengalami perbedaan. Kementerian Agama atau Kemenag menetapkan 10 Zulhijah jatuh pada hari Kamis, 29 Juni 2023.

Sementara menurut Muhammadiyah, 10 Zulhijah jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023. Penetapan itu berbeda satu hari seperti yang diumumkan oleh Kemenag.

ADVERTISEMENT

Lalu bagaimana hukum menjalankan puasa Arafah di saat sudah ada yang merayakan Idul Adha?

Berdasarkan hadits Abu Sa'id Al Khudri Ra, umat Muslim dilarang untuk menjalankan puasa di hari-hari besar Islam.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.

Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Muslim).

Masalah perbedaan penetapan 10 Zulhijah ini pernah terjadi pada zaman Rasulullah saw.


"Masruq (seorang tabi'in) menyarankan beliau (Aisyah) untuk tidak berpuasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah karena khawatir hari tersebut adalah tanggal 10 Dzulhijjah yang terlarang untuk berpuasa," kata Syekh Al Albani yang diterjemahkan oleh Muhammad Hadi Bashori dalam Berpuasa dan Berlebaran Bersama seperti yang dikutip detikcom.

Keresahan itu pun dijawab oleh Aisyah RA lewat sebuah hadits yang pernah disabdakan Rasulullah saw.

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

Artinya: "Puasa adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Idul Fitri adalah hari di mana kalian semua berlebaran. Idul Adha adalah hari di mana kalian semua menyembelih." (HR Tirmdzi).

Syekh Al Albani berpendapat, dari hadits tersebut tidak masalah jika menjalankan puasa Arafah meski sudah ada umat Muslim yang merayakan Idul Adha terlebih dulu.

Pasalnya puasa Arafah sudah mengacu pada penetapan pemerintah selaku pihak yang memiliki kewenangan tertinggi di negara.

Sikap patuh terhadap keputusan pemerintah juga tertuang pada firmah Allah Surah An Nisa ayat 59.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat),".

(agn/agn)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat