ibnjaldun.com

25 Puisi Hari Kartini yang Singkat dan Miliki Nilai Semangat Wanita

Peringatan Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk mengenang pahlawan nasional R.A Kartini. Lantas, apakah Hari Kartini 2023 termasuk libur nasional? 25 Puisi Hari Kartini yang Singkat dan Miliki Nilai Semangat Wanita/Foto: https://anri.sikn.go.id/

Jakarta, News -

Hari Kartini merupakan salah satu hari penting di Indonesia, yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Peringatan tersebut bertujuan memperingati kelahiran pahlawan wanita Raden Ajeng Kartini.

Pejuang wanita kelahiran Jepara itu adalah sosok yang sangat berjasa dalam memperjuangkan emansipasi wanita pribumi.

ADVERTISEMENT

Berkat jasa-jasanya, para wanita Indonesia kini memiliki kesetaraan dalam hal pendidikan dan sebagainya.

Peringatan Hari Kartini dapat dirayakan dengan berbagai cara, seperti membaca puisi.

Sebagai inspirasi, News telah merangkum 25 puisi Hari Kartini yang singkat dan bernilai semangat juang wanita.

1. Bagimu Srikandi

oleh R.A Kartini


Tanah jawa sang tanah para pujangga

Tak lekang mengais kata

Untuk sang Srikandi Pejuang Wanita

Untuk Sang Kartini Pahlawan Bangsa


Tabir kecantikan menghiasi wajah

Menghela cinta di balik pasrah

Perempuan kau jadikan anugerah

Bukan sebagai alat segala nafsu


Wahai Srikandi,

Kau berjuang dari balik keayuan

Menuang keanggunan diantara Impian

Untuk kebebasan, untuk kesetaraan

2. Literasi Ubah Negeri

Oleh Khanipan

Dulu kau diam diri di rumah

Namun kini menduduki berbagai ranah

Kau perjuangkan emansipasi

Majukan bangsa dengan budaya literasi

Kau tuntun mereka yang buta aksara

Ajari mereka bagaimana membaca

Bukan untuk kesombongan

Namun demi kemajuan peradaban


Berawal dari

Ini Bapak Budi

Ini Ibu Budi

Suaramu terdengar lirih

Namun mampu mengubah negeri


Dengan literasi kau paparkan tujuan diri

Berbakti kepada negeri

Mengharumkan nama pertiwi

Untuk kejayaan kini dan nanti


Bekali negeri dengan literasi

Untuk bersaing di globalisasi

Semua berkat emansipasi

Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini

3. Puisi RA Kartini (Anonim)

Namamu abadi di tangan masa

Atas jasa dan impian serta asa

Membawa kaum hawa pada kemerdekaan

Itulah engkau wahai sang putri bangsa


Tak peduli jiwa yang rapuh

Tetap mengayuh tanpa mengaduh

Hingga kehendak menjadi cita

Agar Perempuan tetap menjadi manusia


Qodrat tetaplah kodrat

Namun jiwa tak bisa dikekang

Begitulah cinta di balik karya tuhan

Takan berhenti maju meski terus berperang


Kau adalah pahlawan bangsa

Yang percaya pada kekuatan Tuhan

Habis Gelap Terbitlah Terang

Takan tenggelam sebuah harapan

4. Kartini Pengejar Mimpi

Oleh Afif Maulana

Kartini-kartini pengejar mimpi

Menyusuri bukit penuh duri

Memikul mimpi yang terangkai suci

Semangatnya membelah langit dan bumi

Menggoreskan pena di dalam hati


Kartini-kartini pengejar mimpi

Terbangkan nama ibu pertiwi

Melangkah kaki di atas lautan api

Tak gentar walau musuh menghalangi

Melangkah kaki dalam kesunyian diri


Kartini yang senantiasa mengejar mimpi

Takkan lupa akan janji suci nan abadi

Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa

Senantiasa mengukir seluas samudera

Senantiasa bersimpuh dalam doa


Kartini-kartini pengejar mimpi

Ciptakan sejarah sepanjang masa

Tiupkan seruling syahdu irama

Sinarkan lentera terangi cakrawala

Berjuang dalam sepenuh nyawa


Kartini-Kartini pengejar mimpi

Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi.

5. Mengenang Perjuangan Di Hari Kartini

Oleh Lusy

Hari itu telah berlalu ibu

Tapi perjuanganmu masih berlaku

Sungguh agung perjalananmu

Sebagai wanita aku menangis bahagia akan itu

Perjuanganmu bukan hanya untuk dikenang

Generasi mulai tumbuh hingga tak terbilang

Banyak lahir raden ajeng kartini lanjutkan perjuangan hingga jasad menghilang


Aku yakin habis gelap terbitlah terang

Kartini-kartini muda Bahagia

Meneruskan perjuangan untuk jiwa dan raga

Terima kasih Ibu Kartini

Kami hanya mampu mengucapkan Selamat hari Kartini


Bagiku engkaulah Ibu kita

Pejuang emansipasi Wanita

Ide-ide kini lahir dari nasionalisme kartini muda

Bukan hanya sekedar kata kata.

6. Perjuangan

Oleh Athatia

Berselimut keberanian

Dengan semangat berkobaran

Berjuang demi kesetaraan

Martabat seluruh Perempuan


Wahai Kartini

Kau getarkan sanubari

Dengan perjuangan membela wanita pertiwi

Tak sekalipun mengenal kata berhenti Sebelum cahaya menghiasi hari


Wahai Kartini

Jasamu sungguh sangat berarti

Takkan pernah terganti

Selalu teringat dalam memori

7. Kartiniku Kini

Oleh Mochammad Ridwan

Saat pena kau tempelkan secarik kertas

Tersusunlah kata-kata sukam meretas

Membawa perubahan awal sepintas

Hingga kaummu menyambut penuh antusias


Kini wahai Kartiniku

Kaummu seakan melupakanmu

Tersibuk dengan lautan ambigu

Terlupa akan sebuah perilaku


Wahai Kartiniku kini

Tidaklah mentari lupa menanti pagi

Saatnya dirimu membekali literasi

Saatnya dirimu penuh inovasi


Wahai Kartiniku kini

Sudahkan dirimu menyelami diri

Mencari dimana peradaban nanti

Mengikuti aliran tsunami teknologi


Sepatah tulisan membawa pesan

Sebarisan kalimat membuyarkan angan

Sebait paragraf merubah peradaban

Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman

8. Habis Gelap Terbitlah Terang (Anonim)

Itulah pikiranmu

Tanpa batas antara kita dan mereka

Kau menghapus batasan itu

Kau menunjukkannya

Tak ada beda kita dengan mereka


Hidup dan matimu demi itu

Kau korbankan jiwa dan ragamu

Menunjukkan bahwa kita bisa

Kau semangat membara


Usaha dan semangatmu tak pernah mati

Meski cacian sering menerjang,

Kau tetap bersemangat Untuk menghancurkan dinding pembatas

Hingga selamanya

Kini, hasil mu telah terasa


Kau menunjukkannya

Kau adalah inspirasi setiap Perempuan

Kau adalah inspirasi negeri ini

Kau adalah Ibu kita


Terimakasih dengan jasamu

Yang menuntun kamu

Menjadi orang kuat

Menjadi orang hebat

9. Putri Ksatria

Oleh Pauline Angelina

Hujan tiada berhenti

Kabut perlahan menyelimuti

Adat dan budaya berpilih kasih

Hak perempuan pun dibatasi


Tangis membanjir di pipi

Tak ada satu pun peduli

Sekalipun rintihan bertubi-tubi

Para insan berpura-pura tuli


Perempuan dikekang

Perempuan dilarang

Perempuan terbuang

Perempuan terbelakang


Lemah tak berdaya

Melawan pun tak kuasa

10. Nostalgia
Oleh Aenullael Mukarromah

Tentangmu sang pahlawan nasional, juga tentangku sang pejuang asa
Terlahir di Jepara, kemudian menghembuskan nafas di Rembang Kau sang pelopor kebangkitan perempuan pribumi
Sedangkan aku masih merangkak mengejar mimpi untuk dapat mengabdi pada Negeri
Kau memperjuangkan Wanita
Kau bekerja keras
Lalu apa yang terjadi saat ini?
Mari bernostalgia
Tentang sebuah perjalanan
Aku perempuan, namun aku tidaklah sehebat dan sekuat perjuanganmu
Aku perempuan, namun belum dapat mengabdi kepada Negeri Namun, embusan nyanyian motivasimu menjadi pembakar diri untuk tetap berjuang
Habis gelap terbitlah terang
Di manapun bumi dipijak di sanalah langit dijunjung
Perempuan haruslah tetap bekerja keras, kerja cerdas dan berjuang dengan usaha yang keras
Seperti perjuangan ibu kita Kartini yang telah melewati badai dan coba.

11. Perempuan itu Buku
Oleh Sio Hutasoit

Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku

Tintanya biru teduh.
Perempuan itu Gudangnya Ilmu.
Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus
Pengorbanan tanpa keluh

Walau dituntut harus sempurna sungguh, namun...
Perempuan tahun nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu

Di dalam Buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.
Tak tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.

Hanya ada bait tentang nyanyian Syukur
Sayangnya, Buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.
Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.
Tenang saja, tak perlu ragu...
Karena, dari buk itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu

Juga sajak-sajak tentang doa ibu
Yang tiap hari ia tulis dengan Tangguh
Perempuan tak pernah layu
Perempuan itu Buku
Perempuan itu aku.

12. Abdimu, Sang Pendobrak Asa
Oleh Anggraini Khodihaturrohmah

Runcingnya sebilah bambu
Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang
Pun segerombol mata peluru
Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban

Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu
Agar jauh dari lakon penindasan
Opini masyarakat di masa lalu
Bukan sebagai pembuka rute penuh liku

Tetapi menjadi pemicu
Agar segerombol budak wanita meniru
Gelagat Kartini menebar ilmu
Di atas panggung pantang runtuh
Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab

Problematika kehidupan, berniat singgah bertahan
Kiranya gagal menanggalkan harap
Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan
Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap

Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman
Panutan bagi pemudi millennial
Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia
Yang menuntut persamaan atas beberapa hal

Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa
Bahwa wanita menjadi bibit awal
Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa

13. Kasih Lembut Ibu Pertiwi
Oleh Alif Fia Wiraninda

Kartini...
Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini
Wanita yang tangguh, wanita yang tak pernah merasa takut
Untuk melawan kejinya dunia ini

Lembut kasihmu
Ramah tutur katamu
Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu

Kau adalah wanita terhebat bagiku
Kau adalah ibu dari milyaran wanita di dunia ini
Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini

Demi wanita Indonesia
Juga demi Bangsa Indonesia.
Terima kasih Kartini.

14. Perjuangan Ibu Kartini
Oleh Bunda Nuni

Dulu ibu kartini sama seperti wanita lain
Terkekang, terikat, mempunyai derajat rendah
Seperti dalam jeruji besi dengan keterpurukan itu
Ibu kartini berupaya mengubah derajat wanita lebih baik

Kau buat wanita sejajar derajatnya
Kau buat wanita bebas menyuarakan pendapat
Berkat ibu kartini wanita bebas bekerja,
Bebas menginspirasikan pendapat

Perjuangan dirimu
Memang tak sia-sia
Sekarang wanita sudah sama derajatnya seperti laki-laki
Sekarang wanita dihargai dan dipuji
Terima kasih ibu kartini
Terima kasih atas perjuangan dirimu
Sekarang wanita merdeka!

15. Putri Bangsa (Anonim)

Jiwa yang diadiluhungkan Tuhan
Seorang putri yang muncul dari suatu pandangan
Menantang adat demi kemajuan
Engkaulah putri bangsa

Ibu kita Kartini
Ibu yang menumbuhkan kesetaraan
Ibu yang berjuang tentang kesamaan
Tak mau dilihat lemah

Ibu kita bercita kemandirian
Ibu Kita Kartini
Ibu yang berbudi menata kehidupan
Menjalani masa dengan impian dan cita
Supaya putri bangsa tidak cuma penghias
Tak cuma pemandangan
Namun juga,
Pejuang perubahan bangsa

16. Contoh Puisi Hari Kartini 16

Engkau seperti cahaya senja
Yang hadir memberikan penerangan
Engkau laksana lentera
Penerang semua kegelapan

Langkah engkau adalah masa depankupenentu kehidupan Mutu
Perjuangan engkau laksana jalan
Untuk mencapai masa depan cerah

21 April kita rayakan kemenangan
Beribu kata dalam satu ungkapan
Harapanku adalah impianmu
Di Tengah rosanya badai kehidupan

17. Contoh Puisi Hari Kartini 17

Raden Ajeng Kartini
Kau seorang putri sejati
Gigih berani mempertaruhkan diri
Demi memperjuangkan emansipasi

Cita-citamu sungguh mulia
Tak gentar tuk memerdekakan Wanita
Tak takut meski dihadang senjata
Demi kebahagiaan para kaumnya
Agar haknya sejajar

Karenamu kaum hawa lebih bermakna
Dunia lebih ceria dalam genggamannya
Negeri ini pun kan bisa Berjaya
Kau penerang dalam gelap gulita
Habis gelap terbitlah terang
Terbukti nyata dalam karyanya

18. Kartini
Oleh Annisa Salsa Billa

Tanpa gentir tak tersingkir
Tanpa Lelah tak mau kalah
Tak putus asa memberi jasa
Tak habis jiwa tak habis raga
Penjajah harus musnah
Indonesia harus Merdeka
Kita bukan budak
Yang mati dimakan gagak
Di sela wanita aku ada
Berjuang dengan semangat membara
Bagai api membakar daun
Menghanguskan setiap pendusta
Bela negara tinggal keluarga
Darah beralir semangat
Terkucur dalam keringat
Pertahankan martabat
Kartini
Bela pemuda pemudi
Tak sakti
Namun berarti

19. Inspirasi Ibu Pertiwi
Oleh Aila Azhura Aslamia

Dikala sunyi....
Aku sendiri hanya sepi yang menghampiri
Engkau datang menginspirasi
Oo.. Ibu pertiwi...
Dengarlah puisiku ini
Engkau laksana sebatang pohon
Yang tumbuh di tanah kelahiranku,
Kekuatan akarmu
Mampu menahan ketegaran batang pohonmu
Dari terjangan angin sekaras apapun
Oh... Ibu pertiwi...
Sosokmu... Menginspirasi
Para pemuda pemudi
Sedikitpun kau tak akan lari
Meskipun maut menghampiri
Oh... Ibu pertiwi...
Namamu selalu dihati
Abadi tak kan terganti...
Ibu... Kartini... Ibu pertiwi

20. Ibu RA Kartini Pelopor Emansipasi
Oleh Taryana

Manakala kaummu tertindas
Lemah tak berdaya
Hanya berkutat di dapur
Engkau berontak
Pendidikan hanya milik kaum pria
Kesedihanmu
Dukamu
Kobarkan semangat
Engkau mengubah takdir
Revolusi kaummu untuk disetarakan
Karena engkau
Kemilau senjapun berbinar
Biasnya keseantero jagat pertiwi

21. Jangan Mengaku Kartini
Oleh Dean Perdana

Mereka berkata "Ibu kita Kartini."
Siapa kalian, yang berani berkata seperti itu
Jangan mengaku kalian ibu kita Kartini
yang bersaksi kepada Nusantara yang tak berdosa itu
Mereka berlantang "Ibu kita Kartini."
Siapa kalian, yang sengaja menjadi ibu kita Kartini
Jangan sekali-kali menjadi ibu kita Kartini
Filosofi Nusantara saja tak mengerti
Mereka berikrar "Ibu kita Kartini."
Siapa kalian, yang sengaja berkata seenaknya
Masih saja membuang sampah di Sungai
Tidak pantaslah mengaku ibu kita Kartini
Masih saja tidak cinta tanah air sendiri
Tidak pantaslah berikrar ibu kita Kartini

22. Wanita Istimewa
Oleh Nufriyanti

Teruntuk Wanita teristimewa
Semoga dalam lindungan sang Maha Kuasa.
Kita adalah hambaNya
Yang terlahir sederajat dan dengan tujuan yang sama,
Hanya takdirlah yang membedakan kita
Mungkin rasa minder sempat tersemat dihatimu sahabatku,
Bahkan orang hanya memandangmu sebelah mata
Dan mengatakan hal buruk kepadamu
Engkau tak peduli dengan caci maki mereka
Kau tidak membalas benci kepada mereka
Hanya senyuman yang mampu engkau aturkan,
Kau jadikan itu hanyalah sebuah penguat semangat.
Kau tutup cacian mereka dengan sebuah prestasi yang membanggakan.
Engkau memiliki cara terunik di Setiap langkah yang engkau kerjakan,
Karena beda adalah istimewa.
Hatimu tabah terpancar nyata
Laksana bulan yang tetap bersinar diantara bintang-bintang.

23. Antara Kartini dan Kita
Oleh Ananda Cahyo Wibowo

Sajak ini adalah antara Kartini dan Kita
Antara Hawa dan merajut bangsa
Antara ambisi, impian dan cita
Aku membuka mata
Pada pena yang mengukir lembar
Bersiratkan hukum waris yang akan kami emban:
Mengabdi, dengan sabar berbakti pada negeri
Bernyanyi inspirasi, dengan tekun memberi dan berbagi
Ketulusan hati, bagaimana ikhlas dalam menerima segala kehendak Ilahi; dan
Bermimpi. Ya, Mimpi
Akan menggapai angan yang kami gantung bersama cita dan harapan
Menebar kasih antara sukma dan raga, dalam
Merajut sutra pada zamrud khatulistiwa
Bait ini adalah antara Kartini dan Kita
Kita, Insan yang tak letih merayu Tuhan Karena Kami tahu,
"Teruslah berharap dan berangan, Selagi Engkau masih dapat bermimpi"

24. Demi Aku, Kartinimu, dan Bianglala
Oleh Ali Mufti

Nak, lawanlah tidurmu
Redup nyala lilin itu rayuan waktu, agar lelapmu kian bersemayam
Mimpi-mimpi itu pun kebohongan, darinya (waktu), si jahat yang mengincarmu
"Tak ada bedanya dengan apa yang ada di luar sana,
Begitu kejam,
Biarkan saja, Bu!
Kupeluk waktu, dipapah Ibu."
Jangan, Nak!
Ingatlah betapa ibu paksakan senyum dahulu,
Dalam payah menyajikan riangmu
Karena aku Kartinimu
Lekaslah melompat,
Langkahi sanubari yang merundung
Sambutlah doa-doaku yang dijawab-Nya
Lekaslah, Nak!
Demi aku, Kartinimu

25. Mengenang Kartiniku
Oleh Alifia Intan Karima

Terngaung akan sebuah figur elok
Meraut nama dalam lintas Sejarah
Tertutur indah santun dalam suatu pokok
Terajut keselarasan, membantang duka lara
Membungkam keselarasan sang ibunda
Menyakralkan kehangatan bunga negara
Terangi gelapnya isi bumi
Tentramkan hati, kaum insani
Bagai pendongkrak dunia
Runtuhkan ancaman kaum jahiliyah
Tegak kan kewajiban
Tuk hapus kemunafikan
Terlintas bayangan sosok kartini
Menguras problematika negeri nan pilu
Robohkan fitur anarki
Goreskan sejarah bak harum mewangi di bumi pertiwi
Ibu kartini..

( Nastiti Swasiwi Nurfiranti/dis)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat