25 Puisi Hari Kartini yang Singkat dan Miliki Nilai Semangat Wanita
25 Puisi Hari Kartini yang Singkat dan Miliki Nilai Semangat Wanita/Foto: https://anri.sikn.go.id/Hari Kartini merupakan salah satu hari penting di Indonesia, yang diperingati setiap tanggal 21 April.
Peringatan tersebut bertujuan memperingati kelahiran pahlawan wanita Raden Ajeng Kartini.
Pejuang wanita kelahiran Jepara itu adalah sosok yang sangat berjasa dalam memperjuangkan emansipasi wanita pribumi.
Berkat jasa-jasanya, para wanita Indonesia kini memiliki kesetaraan dalam hal pendidikan dan sebagainya.
Peringatan Hari Kartini dapat dirayakan dengan berbagai cara, seperti membaca puisi.
Sebagai inspirasi, News telah merangkum 25 puisi Hari Kartini yang singkat dan bernilai semangat juang wanita.
1. Bagimu Srikandi
oleh R.A Kartini
Tanah jawa sang tanah para pujangga
Tak lekang mengais kata
Untuk sang Srikandi Pejuang Wanita
Untuk Sang Kartini Pahlawan Bangsa
Tabir kecantikan menghiasi wajah
Menghela cinta di balik pasrah
Perempuan kau jadikan anugerah
Bukan sebagai alat segala nafsu
Wahai Srikandi,
Kau berjuang dari balik keayuan
Menuang keanggunan diantara Impian
Untuk kebebasan, untuk kesetaraan
2. Literasi Ubah Negeri
Oleh Khanipan
Dulu kau diam diri di rumah
Namun kini menduduki berbagai ranah
Kau perjuangkan emansipasi
Majukan bangsa dengan budaya literasi
Kau tuntun mereka yang buta aksara
Ajari mereka bagaimana membaca
Bukan untuk kesombongan
Namun demi kemajuan peradaban
Berawal dari
Ini Bapak Budi
Ini Ibu Budi
Suaramu terdengar lirih
Namun mampu mengubah negeri
Dengan literasi kau paparkan tujuan diri
Berbakti kepada negeri
Mengharumkan nama pertiwi
Untuk kejayaan kini dan nanti
Bekali negeri dengan literasi
Untuk bersaing di globalisasi
Semua berkat emansipasi
Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini
3. Puisi RA Kartini (Anonim)
Namamu abadi di tangan masa
Atas jasa dan impian serta asa
Membawa kaum hawa pada kemerdekaan
Itulah engkau wahai sang putri bangsa
Tak peduli jiwa yang rapuh
Tetap mengayuh tanpa mengaduh
Hingga kehendak menjadi cita
Agar Perempuan tetap menjadi manusia
Qodrat tetaplah kodrat
Namun jiwa tak bisa dikekang
Begitulah cinta di balik karya tuhan
Takan berhenti maju meski terus berperang
Kau adalah pahlawan bangsa
Yang percaya pada kekuatan Tuhan
Habis Gelap Terbitlah Terang
Takan tenggelam sebuah harapan
4. Kartini Pengejar Mimpi
Oleh Afif Maulana
Kartini-kartini pengejar mimpi
Menyusuri bukit penuh duri
Memikul mimpi yang terangkai suci
Semangatnya membelah langit dan bumi
Menggoreskan pena di dalam hati
Kartini-kartini pengejar mimpi
Terbangkan nama ibu pertiwi
Melangkah kaki di atas lautan api
Tak gentar walau musuh menghalangi
Melangkah kaki dalam kesunyian diri
Kartini yang senantiasa mengejar mimpi
Takkan lupa akan janji suci nan abadi
Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa
Senantiasa mengukir seluas samudera
Senantiasa bersimpuh dalam doa
Kartini-kartini pengejar mimpi
Ciptakan sejarah sepanjang masa
Tiupkan seruling syahdu irama
Sinarkan lentera terangi cakrawala
Berjuang dalam sepenuh nyawa
Kartini-Kartini pengejar mimpi
Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi.
5. Mengenang Perjuangan Di Hari Kartini
Oleh Lusy
Hari itu telah berlalu ibu
Tapi perjuanganmu masih berlaku
Sungguh agung perjalananmu
Sebagai wanita aku menangis bahagia akan itu
Perjuanganmu bukan hanya untuk dikenang
Generasi mulai tumbuh hingga tak terbilang
Banyak lahir raden ajeng kartini lanjutkan perjuangan hingga jasad menghilang
Aku yakin habis gelap terbitlah terang
Kartini-kartini muda Bahagia
Meneruskan perjuangan untuk jiwa dan raga
Terima kasih Ibu Kartini
Kami hanya mampu mengucapkan Selamat hari Kartini
Bagiku engkaulah Ibu kita
Pejuang emansipasi Wanita
Ide-ide kini lahir dari nasionalisme kartini muda
Bukan hanya sekedar kata kata.
6. Perjuangan
Oleh Athatia
Berselimut keberanian
Dengan semangat berkobaran
Berjuang demi kesetaraan
Martabat seluruh Perempuan
Wahai Kartini
Kau getarkan sanubari
Dengan perjuangan membela wanita pertiwi
Tak sekalipun mengenal kata berhenti Sebelum cahaya menghiasi hari
Wahai Kartini
Jasamu sungguh sangat berarti
Takkan pernah terganti
Selalu teringat dalam memori
7. Kartiniku Kini
Oleh Mochammad Ridwan
Saat pena kau tempelkan secarik kertas
Tersusunlah kata-kata sukam meretas
Membawa perubahan awal sepintas
Hingga kaummu menyambut penuh antusias
Kini wahai Kartiniku
Kaummu seakan melupakanmu
Tersibuk dengan lautan ambigu
Terlupa akan sebuah perilaku
Wahai Kartiniku kini
Tidaklah mentari lupa menanti pagi
Saatnya dirimu membekali literasi
Saatnya dirimu penuh inovasi
Wahai Kartiniku kini
Sudahkan dirimu menyelami diri
Mencari dimana peradaban nanti
Mengikuti aliran tsunami teknologi
Sepatah tulisan membawa pesan
Sebarisan kalimat membuyarkan angan
Sebait paragraf merubah peradaban
Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman
8. Habis Gelap Terbitlah Terang (Anonim)
Itulah pikiranmu
Tanpa batas antara kita dan mereka
Kau menghapus batasan itu
Kau menunjukkannya
Tak ada beda kita dengan mereka
Hidup dan matimu demi itu
Kau korbankan jiwa dan ragamu
Menunjukkan bahwa kita bisa
Kau semangat membara
Usaha dan semangatmu tak pernah mati
Meski cacian sering menerjang,
Kau tetap bersemangat Untuk menghancurkan dinding pembatas
Hingga selamanya
Kini, hasil mu telah terasa
Kau menunjukkannya
Kau adalah inspirasi setiap Perempuan
Kau adalah inspirasi negeri ini
Kau adalah Ibu kita
Terimakasih dengan jasamu
Yang menuntun kamu
Menjadi orang kuat
Menjadi orang hebat
9. Putri Ksatria
Oleh Pauline Angelina
Hujan tiada berhenti
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi
Tangis membanjir di pipi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli
Perempuan dikekang
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang
Lemah tak berdaya
Melawan pun tak kuasa
10. Nostalgia
Oleh Aenullael Mukarromah
Tentangmu sang pahlawan nasional, juga tentangku sang pejuang asa
Terlahir di Jepara, kemudian menghembuskan nafas di Rembang Kau sang pelopor kebangkitan perempuan pribumi
Sedangkan aku masih merangkak mengejar mimpi untuk dapat mengabdi pada Negeri
Kau memperjuangkan Wanita
Kau bekerja keras
Lalu apa yang terjadi saat ini?
Mari bernostalgia
Tentang sebuah perjalanan
Aku perempuan, namun aku tidaklah sehebat dan sekuat perjuanganmu
Aku perempuan, namun belum dapat mengabdi kepada Negeri Namun, embusan nyanyian motivasimu menjadi pembakar diri untuk tetap berjuang
Habis gelap terbitlah terang
Di manapun bumi dipijak di sanalah langit dijunjung
Perempuan haruslah tetap bekerja keras, kerja cerdas dan berjuang dengan usaha yang keras
Seperti perjuangan ibu kita Kartini yang telah melewati badai dan coba.
11. Perempuan itu Buku
Oleh Sio Hutasoit
Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku
Tintanya biru teduh.
Perempuan itu Gudangnya Ilmu.
Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus
Pengorbanan tanpa keluh
Walau dituntut harus sempurna sungguh, namun...
Perempuan tahun nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu
Di dalam Buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.
Tak tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.
Hanya ada bait tentang nyanyian Syukur
Sayangnya, Buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.
Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.
Tenang saja, tak perlu ragu...
Karena, dari buk itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu
Juga sajak-sajak tentang doa ibu
Yang tiap hari ia tulis dengan Tangguh
Perempuan tak pernah layu
Perempuan itu Buku
Perempuan itu aku.
12. Abdimu, Sang Pendobrak Asa
Oleh Anggraini Khodihaturrohmah
Runcingnya sebilah bambu
Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang
Pun segerombol mata peluru
Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban
Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu
Agar jauh dari lakon penindasan
Opini masyarakat di masa lalu
Bukan sebagai pembuka rute penuh liku
Tetapi menjadi pemicu
Agar segerombol budak wanita meniru
Gelagat Kartini menebar ilmu
Di atas panggung pantang runtuh
Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab
Problematika kehidupan, berniat singgah bertahan
Kiranya gagal menanggalkan harap
Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan
Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap
Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman
Panutan bagi pemudi millennial
Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia
Yang menuntut persamaan atas beberapa hal
Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa
Bahwa wanita menjadi bibit awal
Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa
13. Kasih Lembut Ibu Pertiwi
Oleh Alif Fia Wiraninda
Kartini...
Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini
Wanita yang tangguh, wanita yang tak pernah merasa takut
Untuk melawan kejinya dunia ini
Lembut kasihmu
Ramah tutur katamu
Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu
Kau adalah wanita terhebat bagiku
Kau adalah ibu dari milyaran wanita di dunia ini
Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini
Demi wanita Indonesia
Juga demi Bangsa Indonesia.
Terima kasih Kartini.
14. Perjuangan Ibu Kartini
Oleh Bunda Nuni
Dulu ibu kartini sama seperti wanita lain
Terkekang, terikat, mempunyai derajat rendah
Seperti dalam jeruji besi dengan keterpurukan itu
Ibu kartini berupaya mengubah derajat wanita lebih baik
Kau buat wanita sejajar derajatnya
Kau buat wanita bebas menyuarakan pendapat
Berkat ibu kartini wanita bebas bekerja,
Bebas menginspirasikan pendapat
Perjuangan dirimu
Memang tak sia-sia
Sekarang wanita sudah sama derajatnya seperti laki-laki
Sekarang wanita dihargai dan dipuji
Terima kasih ibu kartini
Terima kasih atas perjuangan dirimu
Sekarang wanita merdeka!
15. Putri Bangsa (Anonim)
Jiwa yang diadiluhungkan Tuhan
Seorang putri yang muncul dari suatu pandangan
Menantang adat demi kemajuan
Engkaulah putri bangsa
Ibu kita Kartini
Ibu yang menumbuhkan kesetaraan
Ibu yang berjuang tentang kesamaan
Tak mau dilihat lemah
Ibu kita bercita kemandirian
Ibu Kita Kartini
Ibu yang berbudi menata kehidupan
Menjalani masa dengan impian dan cita
Supaya putri bangsa tidak cuma penghias
Tak cuma pemandangan
Namun juga,
Pejuang perubahan bangsa
16. Contoh Puisi Hari Kartini 16
Engkau seperti cahaya senja
Yang hadir memberikan penerangan
Engkau laksana lentera
Penerang semua kegelapan
Langkah engkau adalah masa depankupenentu kehidupan Mutu
Perjuangan engkau laksana jalan
Untuk mencapai masa depan cerah
21 April kita rayakan kemenangan
Beribu kata dalam satu ungkapan
Harapanku adalah impianmu
Di Tengah rosanya badai kehidupan
17. Contoh Puisi Hari Kartini 17
Raden Ajeng Kartini
Kau seorang putri sejati
Gigih berani mempertaruhkan diri
Demi memperjuangkan emansipasi
Cita-citamu sungguh mulia
Tak gentar tuk memerdekakan Wanita
Tak takut meski dihadang senjata
Demi kebahagiaan para kaumnya
Agar haknya sejajar
Karenamu kaum hawa lebih bermakna
Dunia lebih ceria dalam genggamannya
Negeri ini pun kan bisa Berjaya
Kau penerang dalam gelap gulita
Habis gelap terbitlah terang
Terbukti nyata dalam karyanya
18. Kartini
Oleh Annisa Salsa Billa
Tanpa gentir tak tersingkir
Tanpa Lelah tak mau kalah
Tak putus asa memberi jasa
Tak habis jiwa tak habis raga
Penjajah harus musnah
Indonesia harus Merdeka
Kita bukan budak
Yang mati dimakan gagak
Di sela wanita aku ada
Berjuang dengan semangat membara
Bagai api membakar daun
Menghanguskan setiap pendusta
Bela negara tinggal keluarga
Darah beralir semangat
Terkucur dalam keringat
Pertahankan martabat
Kartini
Bela pemuda pemudi
Tak sakti
Namun berarti
19. Inspirasi Ibu Pertiwi
Oleh Aila Azhura Aslamia
Dikala sunyi....
Aku sendiri hanya sepi yang menghampiri
Engkau datang menginspirasi
Oo.. Ibu pertiwi...
Dengarlah puisiku ini
Engkau laksana sebatang pohon
Yang tumbuh di tanah kelahiranku,
Kekuatan akarmu
Mampu menahan ketegaran batang pohonmu
Dari terjangan angin sekaras apapun
Oh... Ibu pertiwi...
Sosokmu... Menginspirasi
Para pemuda pemudi
Sedikitpun kau tak akan lari
Meskipun maut menghampiri
Oh... Ibu pertiwi...
Namamu selalu dihati
Abadi tak kan terganti...
Ibu... Kartini... Ibu pertiwi
20. Ibu RA Kartini Pelopor Emansipasi
Oleh Taryana
Manakala kaummu tertindas
Lemah tak berdaya
Hanya berkutat di dapur
Engkau berontak
Pendidikan hanya milik kaum pria
Kesedihanmu
Dukamu
Kobarkan semangat
Engkau mengubah takdir
Revolusi kaummu untuk disetarakan
Karena engkau
Kemilau senjapun berbinar
Biasnya keseantero jagat pertiwi
21. Jangan Mengaku Kartini
Oleh Dean Perdana
Mereka berkata "Ibu kita Kartini."
Siapa kalian, yang berani berkata seperti itu
Jangan mengaku kalian ibu kita Kartini
yang bersaksi kepada Nusantara yang tak berdosa itu
Mereka berlantang "Ibu kita Kartini."
Siapa kalian, yang sengaja menjadi ibu kita Kartini
Jangan sekali-kali menjadi ibu kita Kartini
Filosofi Nusantara saja tak mengerti
Mereka berikrar "Ibu kita Kartini."
Siapa kalian, yang sengaja berkata seenaknya
Masih saja membuang sampah di Sungai
Tidak pantaslah mengaku ibu kita Kartini
Masih saja tidak cinta tanah air sendiri
Tidak pantaslah berikrar ibu kita Kartini
22. Wanita Istimewa
Oleh Nufriyanti
Teruntuk Wanita teristimewa
Semoga dalam lindungan sang Maha Kuasa.
Kita adalah hambaNya
Yang terlahir sederajat dan dengan tujuan yang sama,
Hanya takdirlah yang membedakan kita
Mungkin rasa minder sempat tersemat dihatimu sahabatku,
Bahkan orang hanya memandangmu sebelah mata
Dan mengatakan hal buruk kepadamu
Engkau tak peduli dengan caci maki mereka
Kau tidak membalas benci kepada mereka
Hanya senyuman yang mampu engkau aturkan,
Kau jadikan itu hanyalah sebuah penguat semangat.
Kau tutup cacian mereka dengan sebuah prestasi yang membanggakan.
Engkau memiliki cara terunik di Setiap langkah yang engkau kerjakan,
Karena beda adalah istimewa.
Hatimu tabah terpancar nyata
Laksana bulan yang tetap bersinar diantara bintang-bintang.
23. Antara Kartini dan Kita
Oleh Ananda Cahyo Wibowo
Sajak ini adalah antara Kartini dan Kita
Antara Hawa dan merajut bangsa
Antara ambisi, impian dan cita
Aku membuka mata
Pada pena yang mengukir lembar
Bersiratkan hukum waris yang akan kami emban:
Mengabdi, dengan sabar berbakti pada negeri
Bernyanyi inspirasi, dengan tekun memberi dan berbagi
Ketulusan hati, bagaimana ikhlas dalam menerima segala kehendak Ilahi; dan
Bermimpi. Ya, Mimpi
Akan menggapai angan yang kami gantung bersama cita dan harapan
Menebar kasih antara sukma dan raga, dalam
Merajut sutra pada zamrud khatulistiwa
Bait ini adalah antara Kartini dan Kita
Kita, Insan yang tak letih merayu Tuhan Karena Kami tahu,
"Teruslah berharap dan berangan, Selagi Engkau masih dapat bermimpi"
24. Demi Aku, Kartinimu, dan Bianglala
Oleh Ali Mufti
Nak, lawanlah tidurmu
Redup nyala lilin itu rayuan waktu, agar lelapmu kian bersemayam
Mimpi-mimpi itu pun kebohongan, darinya (waktu), si jahat yang mengincarmu
"Tak ada bedanya dengan apa yang ada di luar sana,
Begitu kejam,
Biarkan saja, Bu!
Kupeluk waktu, dipapah Ibu."
Jangan, Nak!
Ingatlah betapa ibu paksakan senyum dahulu,
Dalam payah menyajikan riangmu
Karena aku Kartinimu
Lekaslah melompat,
Langkahi sanubari yang merundung
Sambutlah doa-doaku yang dijawab-Nya
Lekaslah, Nak!
Demi aku, Kartinimu
25. Mengenang Kartiniku
Oleh Alifia Intan Karima
Terngaung akan sebuah figur elok
Meraut nama dalam lintas Sejarah
Tertutur indah santun dalam suatu pokok
Terajut keselarasan, membantang duka lara
Membungkam keselarasan sang ibunda
Menyakralkan kehangatan bunga negara
Terangi gelapnya isi bumi
Tentramkan hati, kaum insani
Bagai pendongkrak dunia
Runtuhkan ancaman kaum jahiliyah
Tegak kan kewajiban
Tuk hapus kemunafikan
Terlintas bayangan sosok kartini
Menguras problematika negeri nan pilu
Robohkan fitur anarki
Goreskan sejarah bak harum mewangi di bumi pertiwi
Ibu kartini..