ibnjaldun.com

Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan Sekaligus Dzulhijah yang Benar dalam Islam

Majestic mosque with sunset view Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan Sekaligus Dzulhijah yang Benar dalam Islam (Foto: Freepik)

  • Hukum Menggabung Puasa Dzulhijjah dan Puasa Qadha Ramadhan
  • Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Dzulhijjah
  • Kewajiban Qadha Puasa Ramadhan
Jakarta, News -

Waktu tidak terasa telah memasuki bulan Dzulhijjah 1445 H.

Di awal bulan Dzulhijjah, tepatnya pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, umat Muslim dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah, yaitu puasa Dzulhijjah.

Puasa Dzulhijjah dapat dilakukan mulai dari tanggal 1-9 Dzulhijjah 1445 H, yakni pada tanggal 8-17 Juni 2024.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari laman NU Online pada Senin (10/6), terdapat sebuah hadis terkait puasa Dzulhijjah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Hadis ini berbunyi:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللهِ أَنْ يَتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar." (HR. At-Tirmidzi)

Berdasarkan hadis yang di atas, puasa Dzulhijjah memiliki keistimewaan, sehingga puasa tersebut sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Muslim.


Hukum Menggabung Puasa Dzulhijjah dan Puasa Qadha Ramadhan

Seorang Muslim yang masih memiliki utang puasa Ramadhan akan merasa bimbang antara menunaikan ibadah puasa Dzulhijjah dan mengganti puasa Ramadhan. Tak sedikit dari umat Muslim yang bertanya-tanya terkait hal ini.


Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), Ustaz Alhafiz Kurniawan, menjelaskan bahwa seorang Muslim tetap akan mendapatkan keutamaan puasa Dzulhijjah dengan niat membayar puasa di hari yang disunnahkan tersebut.

"Qadha puasa Ramadhannya tetap sah. Sedangkan ia sendiri tetap mendapatkan keutamaan yang didapat oleh mereka yang berpuasa dengan niat puasa sunnah Arafah," tulis Ustaz Alhafiz dalam artikelnya Hukum Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, dikutip pada Senin (10/6).

Dalam kitab Asnal Mathalib Juz V oleh Syekh Zakariya Al Anshari, dijelaskan bahwa seseorang yang berpuasa pada hari Asyura dengan tujuan qadha atau nazar puasa, maka orang tersebut juga mendapat pahala puasa sunnah hari Asyura.

Dalam kitab lainnya, kitab I'anatut Thalibin oleh Sayyid Bakri Syatha al Dimyathi, diterangkan bahwa orang yang berpuasa pada hari-hari tertentu, yang sangat dianjurkan untuk berpuasa pada hari tersebut, maka orang itu mendapatkan keutamaaan seperti orang yang berpuasa sunnah di hari tersebut, meski tujuannya adalah qadha puasa atau puasa nazar.

Ustaz Alhafiz menyarankan kepada umat Muslim yang masih memiliki utang puasa Ramadhan untuk melakukan qadha puasa Ramadhan lebih dulu.

Jika utang puasa Ramadan telah diselesaikan, maka diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah Dzulhijjah.


Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Dzulhijjah

Berikut adalah niat yang dibaca untuk meng-qadha puasa Ramadhan dan puasa Dzulhijjah, seperti dilansir dari laman NU Online pada Senin (10/6).

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt."

Adapun bacaan niat puasa Dzulhijjah sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'ala."


Kewajiban Qadha Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan merupakan ibadah puasa yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim sebagai tanda ketaatan kepada Allah SWT.

Puasa Ramadhan dilakukan untuk meningkatkan keimanan seorang Muslim dan ketakwaannya terhadap Allah SWT.

Namun, ada beberapa kondisi yang tidak mewajibkan seorang Muslim untuk berpuasa, seperti sakit, haid pada wanita, wanita hamil atau menyusui, dan perjalanan jarak jauh. Jika seorang Muslim tergolong dalam salah satu dari kondisi tersebut, maka ia diperbolehkan untuk tidak berpuasa.

Seorang Muslim yang tidak ikut puasa Ramadhan diwajibkan untuk mengganti puasa Ramadhan-nya (qadha).

Dilansir dari detikhikmah pada Senin (10/6), perintah tentang puasa qadha Ramadhan berada dalam Al Quran, yakni pada Surat Al Baqarah ayat 184, yang berbunyi:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: "(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/arm)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat