ibnjaldun.com

Bolehkah Berhubungan Seks di Malam Rebo Wekasan? Ini Penjelasannya

Ilustrasi pasangan berhubungan badan seks Ilustrasi pasangan berhubungan badan seks/Foto: Freepik

Jakarta, News -

Rebo Wekasan adalah larangan bagi umat Islam yang terkenal pada bulan Safar 1446 H. Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah. Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia 2024 terbitan Kementerian Agama RI, 1 Safar 1446 H jatuh pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Bulan Safar disebut sebagai bulan turunnya kesialan. Anggapan itu berasal dari orang-orang Arab jahiliah seperti yang dikatakan dalam artikel jurnal berjudul Agama dan Kepercayaan Masyarakat Melayu Sungai Jambu Kayong Utara terhadap Bulan Safar karya Wahab dkk terbit di Jurnal Mudarrisuna Vol 10 edisi 1 Januari-Maret 2020.

Baca Juga : Tata Cara Salat Tolak Bala Rebo Wekasan 4 September 2024

Rabu terakhir di bulan Safar diyakini oleh masyarakat Jawa sebagai Rebo Wekasan. Allah swt mengatakan akan menurunkan 320.000 bala bencana pada hari tersebut. Lalu apakah boleh untuk melakukan hubungan seksual pada Rabu Wekasan?

ADVERTISEMENT

Dalam kitab Ittihaf Sadat Al-Muttaqin Syarh Ihya 'Ulumiddin menyebut hukum melakukan hubungan badan pada Rabu Wekasan adalah makruh.

"Makruh bagi seseorang berhubungan badan di tiga malam tiap bulannya, yaitu awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan', dikatakan bahwa syaitan hadir jimak pada malam-malam ini, dan dikatakan bahwa syaitan-syaitan itu berjimak di malam-malam tersebut." isi kitab tersebut.

Kepercayaan orang-orang terdahulu juga menyebut melakukan hubungan seksual pada Rabu Wekasan sebaiknya dihindari. Pasalnya dikhawatirkan bayi yang akan dikandung mengalami kondisi tidak normal saat dilahirkan.

Meski begitu, ada pula yang memperbolehkan berhubungan seksual saat Rabu Wekasan. Hal itu tertuang berdasarkan pendapat Imam Nawawi di dalam kitab Al-Majmu'.

"Dalil kami untuk menanggapi argumentasi semua pendapat di atas adalah seperti yang dikemukakan Ibnu al-Mundzir bahwa berhubungan badan hukumnya boleh. Karena itu kita tidak bisa melarang dan memakruhkannya tanpa dalil".


(agn)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat