
9 Kontroversi Arab Saudi, 'Ka'bah Baru' hingga LGBT Dibolehkan Masuk

Arab Saudi menjadi sorotan dunia setelah membuat perubahan yang dianggap tak biasa.
Negara penghasil minyak ini belakangan memang sengaja melakukan perubahan untuk mengubah citra konservatif demi mewujudkan Visi Saudi 2030.
Visi 2030 merujuk transisi dari ketergantungan terhadap minyak dan menggantinya dengan lebih menonjolkan sektor pariwisata.
Berikut beberapa kontroversi yang dibuat Arab Saudi yang menuai sorotan dunia:
1. Mengizinkan Pantai Bikini
Arab Saudi cukup ketat mengenai batasan antara wanita dan laki-laki. Bahkan, perempuan tidak diperkenankan berbaur dengan laki-laki.
Namun, Arab Saudi mengizinkan laki-laki dan perempuan berbaur tanpa batasan di Panatai Pure Beach. Di pantai ini, laki-laki dan perempuan bisa mendengarkan musik, menari, bermain air, hingga perempuan bebas menggunakan pakaian renang bikini, hingga merokok shisha bersama-sama.
Diketahui, Pantai Pure Beach merupakan pantai privat yang terletak di King Abdullah Economic City yang berlokasi sekitar 125 kilometer dari Kota Jeddah.
Untuk memasuki Pantai Pure Beach, setiap orang harus merogoh kocek 300 riyal Saudi atau sekitar Rp1,2 juta.
2. Festival Musik EDM dan Halloween
Arab Saudi juga mulai terbuka terhadap musik elektronik alias EDM. Sejumlah konser musik dan festival EDM juga mulai digelar, contohnya MDLBEAST Soundstrom pada 2021 di Riyadh.
Tidak hanya itu, pada akhir Oktober lalu, Arab Saudi juga mengadakan festival Halloween. Padahal, kegiatan ini awalnya dilarang.
3. Podcast Membahas Seks
Pendidikan seks masih menjadi hal yang tabu di Arab Saudi. Namun baru-baru ini, muncul podcast berbahasa Arab yang membicarakan hal tabu, termasuk seks.
Podcast tersebut dibuat Kerning Cultures berjudul Jasadi atau Tubuhku dengan tujuan menceritakan kisah yang selama ini tidak dapat diceritakan. Termasuk soal hal berbau seksual. Hal ini menjadi gebrakan bagi kesan konservatif.
4. Mengizinkan Minuman Keras
Arab Saudi juga dilaporkan akan mengizinkan beredarnya minuman beralkohol. Arab Saudi disebut akan memperbolehkan anggur, koktail, hingga sampanye untuk dijual.
Dilaporkan, aturan itu akan berlaku di kota megafuturistik baru NEOM. Isu tersebut pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) pada September 2022 lalu.
5. Boleh Lepas Cadar dan Abaya
Arab Saudi dikenal sebagai negara yang ketat untuk urusan pakaian masyarakatnya, terutama pakaian perempuan.
Seorang perempuan di Arab Saudi diharuskan menggunakan pakaian tertutup berupa abaya dan menggunakan cadar untuk menutupi wajah mereka.
Namun, aturan ini perlahan-lahan mulai dilonggarkan. Dikutip dari laporan The National, Januari lalu, mayoritas perempuan di Arab Saudi terlihat tidak bercadar dan beberapa tidak menggunakan Abaya.
"Mengunjungi Arab Saudi secara keseluruhan adalah pengalaman yang berbeda pada 2008 dibandingkan saat ini, yaitu aturan ketat mengenakan abaya dan kerudung serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok," kata seorang turis Mesir yang mengunjungi keluarga besarnya di Jeddah, Samia.
![]() |
6. Gunung Tandus Menghijau
Selain soal peraturan, fenomena alam yang berubah di Arab Saudi juga tak kalah menarik perhatian. Awal Januari ini, dunia dihebohkan dengan fenomena menghijaunya gunung tandus di Arab Saudi.
Hujan deras juga turun di negara itu dan diikuti banjir di sejumlah di daerah. Bukan hanya gunung tandus menghijau, akibat banjir Arab Saudi juga dilaporkan mengalami kejadian langka lain, di mana gurun tandus kini menjadi ladang bunga.
7. Merayakan Valetine
Arab Saudi dulu ketat mengenai perayaan-perayaan yang tak berhubungan dengan ajaran agama Islam. Perayaan-perayaan tertentu bahkan dilarang oleh Komite Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.
Badan itu kini telah dibubarkan. Dampaknya adalah Arab Saudi memperbolehkan perayaan Hari Valentine pada 14 Februari. Toko bunga dan restoran di Arab Saudi juga meningkat penjualannya di momen hari kasih sayang tersebut.
8. Ka'bah Baru
Dikutip dari CNN Indonesia, Arab Saudi baru-baru ini bersiap membangun pusat kota modern terbesar di dunia di ibu kota Riyadh.
Pusat kota itu merupakan proyek teranyar Perusahaan pengembangan Murabba Baru (NMDC) yang didukung Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi. Proyek yang langsung dipimpin MBS itu terletak di antara jalan Raja Salman dan Raja Khalid di barat laut Riyadh dan ditarget selesai pada tahun 2030.
Dari Saudi Press Agency (SPA), pembangunan akan dimulai di area seluas 19 km persegi dan menawarkan lebih dari 25 juta meter persegi luas lantai.
Bangunan di kota ini terdiri dari 104.000 unit hunian, 9.000 kamar hotel, lebih dari 980.000 meter persegi ruang ritel. Ada pula 1,4 juta meter persegi ruang kantor, 620.000 meter persegi aset rekreasi, serta 1,8 juta meter persegi ruang fasilitas komunitas.
Salah satu yang menarik adalah pembangunan The Mukaab. Ini ada bangunan berbentuk kubus setinggi 400 meter, lebar 400 meter, dan panjang 400 meter.
Namun, pembangunan The Mukaab dikritik sejumlah kalangan. Bentuk Mukaab yang kubus dikaitkan dengan 'Ka'bah' bahkan disindir sebagai upaya pendirian 'Ka'bah baru'.
9. Menyambut LGBTQ
Arab Saudi terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Namun, FIFA selaku penyelenggara meminta Arab Saudi untuk menyambut datangnya kelompok LGBTQ ke negara Islam tersebut.
Permintaan ini diminta FIFA lantaran takut Arab Saudi akan seperti Qatar dua tahun lalu saat menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Qatar saat itu menolak menyambut kaum LGBTQ dengan segala simbol-simbol mereka berkibar di kompetisi paling akbar sepak bola tersebut.
(dia/fik)Terkini Lainnya
Selain Arab Saudi, Ini Negara Mayoritas Muslim yang Tak Rayakan Maulid Nabi
Kamis, 28 Sep 2023 09:00 WIBAda Jalan Pemisah Non Muslim di Arab Saudi, Apa Tujuannya?
Senin, 30 Jan 2023 18:30 WIBBacaan Doa Puasa Nisfu Syaban
Rabu, 12 Feb 2025 20:45 WIBUAS Sebut Valentine Hari Zina Internasional, Ini Alasannya
Rabu, 12 Feb 2025 19:15 WIBBegini Cara Buat Efek Kungfu AI yang Viral di TikTok
Selasa, 04 Feb 2025 23:00 WIB