Kata Bank Indonesia Saat Diminta Cetak Uang Kertas Gambar Jokowi

Uang kertas Rp 50.000 tahun emisi 2016 yang disebut mirip Rp 2.000 baru

Kata Bank Indonesia Saat Diminta Cetak Uang Kertas Gambar Jokowi/Foto: Hans Henricus BS Aron/

Jakarta, News -

Media sosial ramai membahas soal permintaan seorang warganet di laman media sosial X/Twitter yang mengajukan ide pada Bank Indonesia soal gambar di cetakan uang kertas terbaru.

Dilihat dari unggahan akun @paipiapaipia, warganet tersebut mengajukan ide agar Bank Indonesia mencetak uang kertas bergambar Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo.

"Tolong cetak uang dengan gambar JOKOWI," pinta akun Instagram @ganti_bupati_.

Permintaan tersebut langsung menuai reaksi tajam dari warganet yang menolak ide tersebut.

Menurut penjelasan Bank Indonesia, dari Undang Undang Mata Uang, uang kertas tak semestinya memuat gambar orang yang masih hidup.

[Gambas:Twitter]

Maka, biasanya yang tercantum di uang kertas Indonesia adalah gambar Pahlawan Nasional atau tokoh publik Indonesia yang sudah meninggal dunia.

"Hai #SobatRupiah. Sebagai informasi, sesuai dengan Pasal 6 UU Mata Uang, ciri Rupiah tidak memuat gambar orang yang masih hidup," kata Bank Indonesia melalui kolom komentar.

Selain itu, Bank Indonesia juga akan meminta izin pada keluarga dan ahli waris yang kemudian akan ditetapkan melalui Keputusan Presiden.

"Lebih lanjut dijelaskan pada Pasal 7, gambar Pahlawan Nasional dan/atau Presiden dicantumkan sebagai gambar utama pada bagian depan Rupiah," papar penjelasan Bank Indonesia.

"Penggunaan gambar Pahlawan Nasional diperoleh Pemerintah dari instansi resmi yang bertanggung jawab dan berwenang menatausahakan gambar dimaksud dan memperoleh persetujuan dari ahli waris. Gambar Pahlawan Nasional dan/atau Presiden ditetapkan dengan Keputusan Presiden," tutup penjelasan tersebut.

Unggahan tersebut ramai dikomentari warganet.

"Nanti kalau bakal dicetak beneran pasti makin berambisi tuh biar mukanya ada di uang kertas," komentar warganet.

"Tapi emang belum ada gambar presiden di uang kita sejak 50.000 Pak Harto dan 100.000 Soekarno," tutur warganet lainnya.

(dis/dis)

Tonton juga video berikut: