ibnjaldun.com

Kunci Logam Sebagai Simbol Perjuangan Warga Palestina Atas Peristiwa Nakba

A wounded Palestinian demonstrator is evacuated during a protest marking the 70th anniversary of Nakba, at the Israel-Gaza border in the southern Gaza Strip May 15, 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa Kunci Logam Sebagai Simbol Perjuangan Warga Palestina Atas Peristiwa Nakba / Foto: Reuters

Jakarta, News -

Pada tanggal 15 Mei 2024 kemarin, warga Palestina memperingati 76 tahun peristiwa Nakba. Nakba merupakan peristiwa dimana para warga Palestina diusir dari rumah mereka secara brutal oleh pasukan zionis setelah Israel mendeklarasikan kemerdekaannya usai mendapat mandat dari Inggris pada 14 Mei 1948.

Namun kini peringatan Hari Nakba semakin pilu dirasakan terlebih oleh warga Gaza. Pasalnya, sejak 7 Oktober 2023 lalu pasukan zionis Israel tak berhenti menyerang hingga membunuh warga Palestina.

Warga Gaza pun dipaksa untuk mengungsi ke daerah Rafah oleh tentara zionis Israel. Namun sayangnya, peristiwa Nakba 76 tahun lalu tampaknya kembali terulang.

ADVERTISEMENT

Pasalnya para warga Palestina yang saat ini mengungsi di Rafah kembali dihujani rudal pasukan zionis. Warga Palestina merasa sudah tak ada tempat aman bagi mereka berlindung, lantaran titik pengungsian terakhir mereka kini dibombardir pasukan zionis.

Peringatan Hari Nakba memang selalu diperingati setiap tahunnya oleh warga Palestina. Uniknya, setiap peringatan Hari Nakba, setiap warga turun ke jalan sambil memegang benda peningganan paling berharga mereka sejak tahun 1948 lalu.

Benda yang selalu dijaga dari generasi ke generasi itu adalah sebuah kunci rumah yang dulu ditempati warga Palestina sebelum mereka diusir pasukan zionis. Sejak terusir pada 76 tahun lalu, hingga saat ini para warga tidak dapat kembali ke rumah mereka dan hanya kunci itu lah yang menjadi kenangan dan peninggalan terakhir.

"Mereka menyimpan kunci karena ada harapan dan keinginan untuk kembali. Kunci-kunci ini adalah simbol dari rumah-rumah itu, tidak peduli apakah rumahnya masih berdiri atau hancur," ucap Lubnah Shomali dilansir dari Detikcom.

"Dan mereka memiliki hak untuk kembali ke rumah mereka, yang dijanjikan oleh hukum internasional kepada mereka," sambungnya.


Kunci tersebut menjadi simbol perjuangan warga Palestina atas keadilan dan kemerdekaan. Kunci tersebut dijaga sebagai bentuk harapan suatu saat mereka dapat kembali lagi ke rumah usai peperangan mereda.

"Ada banyak ketakutan di antara komunitas Palestina, begitu banyak yang melarikan diri dengan membawa apa saja yang bisa mereka bawa, termasuk kuncinya," tutur Shomali.

"Mereka mengunci rumah karena berpikir, ketika kekerasan mereda, mereka dapat kembali ke sana dan melanjutkan hidup mereka," lanjutnya.

Sementara itu, Zuhair Al-Shun, Duta Besar Palestina untuk Indonesia memberikan kata sambutan dalam acara peringatan 76 tahun Nakba di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta pada Rabu (15/5). Zuhair mengatakan sejak puluhan tahun yang lalu, para pejuang dan warga Palestina hanya ingin menuntut kebebasan dan kemerdekaan. Hal itu lah yang selalu didambakan warga Palestina sejak peristiwa Nakba.

"Pemimpin dan warga Palestina masih menantikan perdamaian sesungguhnya, berdasarkan hukum internasional. Bukan perdamaian versi Israel, itu tidak dapat diterima," tuturnya.

Bagi Zuhair, peringatan Nakba sebagai bentuk pengingat atas kesedihan dan ketidakadilan yang dirasakan warga Palestina selama 76 tahun.

"Tujuh puluh enam tahun Palestina berada di bawah okupasi. Tidak ada yang bisa menerima ini, tidak ada yang mau rumahnya diambil oleh orang lain," pungkasnya.

(kpr/kpr)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat