ibnjaldun.com

Mengenal Sosok Pemilik Alfamart Ternyata Hanya Tamatan SMA

DJoko Susanto Mengenal Sosok Pemilik Alfamart Ternyata Hanya Tamatan SMA/Foto: instagram.com/

Jakarta, News -

Alfamart merupakan minimarket yang sangat populer di Indonesia.

Saking populernya, Alfamart telah memiliki banyak gerai di berbagai daerah di Tanah Air.

Dibalik kesuksesan Alfamart, ada sosok yang sangat berperan penting dalam pendirian Alfamart, yakni Djoko Susanto.

ADVERTISEMENT

Pria kelahiran Jakarta, 9 Februari 1950 tersebut memiliki nama asli Kwok Kwie Fo. Ia merupakan anak keenam dari sepuluh bersaudara.

Djoko menimba ilmu di Sekolah Dasar (SD) Tionghoa Bei Hoa, lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tionghoa Pa Chung, dan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Pa Chung.

Sayangnya, Djoko terpaksa tak melanjutkan pendidikannya lantaran pemerintah Indonesia menutup sekolah-sekolah Tionghoa.

Dilansir dari Indonesia, Djoko memulai kariernya di perusahaan perakitan radio sebagai pegawai biasa.

Namun, Djoko justru lebih memilih untuk membantu sang ibu menjalani bisnis toko kelontong miliknya, yaitu Toko Sumber Bahagia di Petojo, Jakarta.


Toko kelontong tersebut menjual kacang tanah, minyak sayur, sabun mandi, dan rokok.

Toko Sumber Bahagia lama kelamaan hanya menjual rokok saja karena mitra utamanya adalah Gudang Garam.

Penjualan rokok di toko kelontong tersebut ternyata mengantarkan Djoko pada langkah pertama dari kesuksesan bisnisnya. Ia memiliki 15 jaringan toko grosir yang merupakan penjual rokok Gudang Garam terbesar.

Pimpinan PT HM Sampoerna kala itu, Putera Sampoerna, tertarik dengan keberhasilan Djoko dalam penjualan rokok.

Dalam buku Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia karya Sam Setyautama, Djoko diangkat menjadi direktur penjualan PT Sampoerna yang membawa PT HM Sampoerna ke peringkat kedua terbesar setelah Gudang Garam, dikutip pada Senin (27/5).

Djoko juga diangkat menjadi direktur PT Panarmas berkat kemampuannya dalam penjualan rokok.

Pada 1989, Djoko memasarkan merek baru Sampoerna, Sampoerna A Mild, sekaligus mengubah gudang Sampoerna di Jalan Lodan nomor 80 menjadi PT Alfa Retailindo.

Gudang Sampoerna diubah menjadi Toko Gudang Rabat, yang merupakan cikal bakal dari Alfa. Toko ini awalnya hanya mendistribusikan rokok baru.

Namun, Toko Gudang Rabat menjual beragam jenis barang seiring berjalannya waktu.

Toko Gudang Rabat semakin berkembang dan mempunyai banyak cabang di sejumlah kota di Indonesia hingga menjadi toko pesaing Indomaret di tahun 1990-an.

Pada 18 Oktober 1999, Toko Gudang Rabat mengganti namanya menjadi Alfa Minimart, berada di bawah naungan PT Sumber Alfaria Trijaya.

Kehadiran Alfa Minimart disambut baik oleh masyarakat hingga Alfa secara resmi mencapai puncak suksesnya pada 18 Januari 2000.

Pada 1 Januari 2003, Alfa Minimart berganti nama menjadi Alfamart.

UMKM Mitra AlfamartUMKM Mitra Alfamart/ Foto: Alfamart

Penutupan Alfa Supermarket

Dalam menjalankan bisnis, Djoko rupanya pernah mengalami kegagalan. Usaha miliknya, Alfa Supermarket, harus dijual kepada Carrefour.

Hal itu karena Alfa Supermarket kalah bersaing dengan supermarket lainnya, sehingga penghasilan pendapatannya menjadi kurang.

Djoko lalu memutuskan untuk berfokus pada minimarket dengan menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi.

Pendirian Universitas Bunda Mulia

Djoko Susanto tak hanya menggeluti dunia bisnis, tetapi juga mendirikan Yayasan Pendidikan Bunda Mulia pada 1986.

Pendiri Alfamart ini kemudian mendirikan Universitas Bunda Mulia dan Sekolah Bunda Mulia.

Universitas Bunda Mulia membangun kampus di Jalan Lodan Raya nomor 2, Jakarta Utara pada 2003 dan mendirikan kampus di Alam Sutera, Tangerang Selatan pada 2017.

(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/dia)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat