ibnjaldun.com

Dikritik soal Ceramah Musik, Ustaz Adi Hidayat: Kalau Mau Debat...

Ustaz Adi Hidayat Dikritik soal Ceramah Musik, Ustaz Adi Hidayat: Kalau Mau Debat.../Foto: dok. Adi Hidayat Official

Jakarta, News -

Ustaz Adi Hidayat menjawab kritikan dari penceramah Muflih Safitra mengenai dakwahnya tentang musik.

Diketahui sebelumnya, ustaz Adi Hidayat menggelar kajian ilmiah dengan tema Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah yang digelar pada Minggu (5/5) kemarin.

Ceramah itu digelar usai salat Subuh di Masjid Al-Azhar Jakapermai, Kalimalang, Bekasi.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, isi ceramah ustaz Adi Hidayat yang kerap disingkat menjadi UAH tersebut kena kritik ustaz Muflih Safitra sebagai sosok beraliran Salafi.

"Emang berdalilnya beliau (UAH) ini banyaknya di cocoklogi, dipaksakan, tidak berlandaskan manhaj salafus shalih, tidak menyandarkan pemahamannya pada para ulama yang mu'tabar, para ulama yang benar-benar ahli tafsir," ujar Ustaz Muflih Safitra.

"Semoga kepintaran beliau diberikan hidayah, semoga dengan bertambahnya hidayah beliau bisa berdakwah dengan benar," pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, ustaz Adi Hidayat ini langsung memberikan klarifikasinya.

Ia menjelaskan bagaimana pandangannya berdasar dari pribadinya yang tak menyukai musik.


"Pertama saya menyampaikan sikap, sebelum menyampaikan hukum. Sikap saya terhadap musik, karena saya senang dan cinta Quran dan berharap menjadi bagian dari ahli Quran, maka posisi saya menjauhi musik, karena saya tidak suka musik," kata ustaz Adi Hidayat yang diunggah dalam akun Indonesia Mengaji.

Lebih jauh, ustaz Adi Hidayat menegaskan bahwa dirinya tak sama sekali menyebut bahwa musik adalah haram maupun halal karena secara pribadi dirinya memang menjauhi musik karena tidak suka.

"Kemudian sampailah pada saya menjelaskan mengenai surat Asy-Syuaraa. Saya sampaikan makna Asy-Syuaraa jamak dari kata syair, syair itu artinya begini dan sebagainya. Nah, yang dicuplikan itu yang itunya saja. Syair pemusik. Lalu disimpulkan dan dibuat framing, ada surat musik di Quran, ustaz ini menghalalkan musik begitu," paparnya.

"Kapan saya mengatakan? Kapan saya mengatakan kalau saya menghalalkan musik, dan sejak kapan saya mengatakan juga saya mengharamkan musik? Sikap saya jelas, saya menjauhi musik, saya tidak suka musik," pungkasnya.

Selain itu, dalam penjelasan lain, UAH menyarankan agar berbagai kritikan soal ceramah dan isu keagamaan dilakukan di tempat yang lebih formal misalnya di Majelis Ulama Indonesia untuk memastikan semua pihak mendengar dan memahami dengan baik persoalan yang ada.

"Kita ngajar, kan, untuk menyampaikan ilmu, bukan untuk berdebat dengan orang lain. Kalau mau debat bukan di sini sesinya. Hadir dengan antarguru, datang, duduk, bagusnya di MUI supaya ada yang lain menyimak, duduk semuanya," kata UAH dilihat dari video kajian Apa yang Disiapkan untuk Menjadi Ahli Qur'an?.

(dis/and)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat