ibnjaldun.com

Isi Ceramah Quraish Shihab tentang Larangan Pilih Ustaz yang Suka Memaki

Prof M Quraish Shihab Isi Ceramah Quraish Shihab tentang Larangan Pilih Ustaz yang Suka Memaki (Foto: Rengga Sancaya/)

Jakarta, News -

Ketika mendengarkan ceramah seorang ustaz, kita pasti berharap mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat.

Wawasan baru yang bermanfaat tersebut disampaikan melalui perkataan seorang ustaz yang halus penyampaiannya.

Dengan tutur kata yang halus, ilmu yang disampaikan seorang ustaz akan selalu diingat serta diamalkan oleh pendengarnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, si pendengar juga akan merasakan ketenangan.

Namun, bagaimana jika seorang pendakwah kerap berkata kasar hingga memaki ketika menyampaikan ceramahnya?

Simak penjelasan dari Prof. Quraish Shihab berikut ini.


Penjelasan Prof. Quraish Shihab

Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Quraish Shihab, mengatakan bahwa dakwah merupakan ajakan kepada kebaikan, sehingga penyampaiannya harus dengan cara yang baik pula.

Ayahanda Najwa Shihab itu mengingatkan masyarakat agar lebih selektif dalam memilih seorang ustaz, sehingga terhindar dari ustaz yang gemar menggunakan kata-kata makian.


Secara tegas, Quraish Shihab mengingatkan bahwa umat Muslim harus menjadikan akhlak mulia Rasulullah SAW, yakni berkata lembut dalam menyampaikan ajaran Islam.

Jika seorang pendakwah memiliki tutur kata yang baik dan penuh hikmah, maka dakwah yang disampaikan akan lebih menyentuh hati dan menggerakkan si pendengar untuk berubah menjadi lebih baik.

Ustaz yang berceramah dengan kata-kata keras justru akan tidak disukai, meski tujuan ustaz tersebut adalah mengingatkan.

Tak hanya itu, penggunaan kata yang kasar oleh seorang ustaz juga akan menjauhkan seseorang dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

"Pilihlah ustaz yang menganut paham wasathiyah (moderat), Anda tidak akan mendengar makian," kata Quraish Shihab, dikutip pada Jumat (7/6).

Cendekiawan Muslim Indonesia lulusan Universitas Al-Azhar Kairo ini menerangkan, ustaz yang menganut paham moderat akan lebih terbuka dalam menerima kritikan dan tidak fanatik pada satu pandangan saja.

Selain itu, Quraish Shihab juga menyebutkan salah satu karakter ustaz yang berpaham moderat, yakni memiliki wawasan yang luas.

Dengan wawasan luas tersebut, seorang ustaz akan menghargai pendapat yang tak sejalan dengannya. Sementara, seorang ustaz dengan wawasan yang sempit hanya akan menyalahkan orang lain jika berseberangan dengannya.

"Semakin luas pengetahuan seseorang, semakin besar toleransinya, semakin sempit semakin bodoh," tuturnya.


Perintah Bersikap Lemah Lembut dalam Al Quran

Dalam Al Quran, terdapat perintah dari Allah SWT untuk berkata baik dan bersikap lemah lembut, yakni pada Surat Ali Imran ayat 159, yang berbunyi:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."

Rasulullah SAW telah memberikan contoh terkait sikap lemah lembut, yaitu pada peristiwa Perang Uhud.

Kala itu, ada sejumlah kaum Muslimin yang melakukan pelanggaran dalam keadaan genting saat Perang Uhud.

Namun, Rasulullah SAW menahan amarahnya dan tetap bersikap lemah lembut kepada mereka yang melanggar. Bahkan, beliau memberi maaf dan memohonkan ampunan untuk mereka kepada Allah SWT.

(Nastiti Swasiwi Nurfiranti/arm)
Tonton juga video berikut:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat